Latihan Sabar dan Berani

  
Hari ini rasanya aku kayak dihajar Aku agoraphobia yang baru kemarin keluar dari rumah sakit karena maagku kumat. Sudah hampir 3 minggu adikku menemaniku disini. Aku tahu dia sudah mulai ga betah pengen cepet kembali keluar kota.

    Rumah ini rumah peninggalan ortuku seakan ga ada artinya dimatanya. Susah payah aku renovasi tapi dia tak mau tinggal bersamaku. Sedih hatiku. Apalagi saat aku kumat muntah muntah dia marah marah. Aku tahu dia sayang padaku dia ga pengen aku sakit. Tapi aku ga bisa dikasari. 

    Aku selalu sensitive kalau mendengar omongan kasar dari orang lain. Ortu kami tidak pernah ngajari kasar. Jadi aku tumbuh jadi anak yang sensitive. Hari ini aku beli buah sendiri jarak dari rumahku sekitar 300 meter tapi bagiku 300 meter itu = 3km. aku takut tapi kalau aku ga memberanikan diri beli buah aku ga bisa ngemil karena buahku sudah habis.bisa sih minta tolong tukang becak langgananku tapi itu buat kondisi darurat. Lagipula hari ini aku pengen belajar berani sendiri. kalau ingat adiku marah-marah rasanya aku benar benar sudah tidak bisa mengharapkan dia lagi. Aku harus berani mengatasi ketakutanku. Mumpung dia masih disini, aku mencoba latihan keluar sendiri kalau ada apa apa aku langsung telepon aja. Jadi aku bawa HP. 

   Ketika akan berangkat aku sudah mulai cemas, tapi aku paksakan, aku cari barengan pengendara lain dan aku kayuh sepeda sekencang-kencangnya dan terus mensugesti diriku kalau ada apa apa berhenti dan langsung telepon. Sampai di toko buah kakiku lemes mau pingsan rasanya tapi aku coba rileks. Kuambil pepaya dan apel setelah itu aku pulang. Fiuh untunglah tidak terjadi apa apa. 

   Sampai dirumah cukup berkeringat juga. Lumayan buat bakar kalori. Baru buka PC untuk online adikku langsung ngajak aku ke pasar induk cari lemon. Dia setengah emosi jadi dia ngebut. Aku si sabar aja, karena dia ga tau rasanya sakit anxiety dan psikosomatis jadi wajar kalau dia ngambek kalau aku mintai bantuan. Untung hari ini aku makan cukup banyak jadi aku punya sedikit tenaga. 

    Sampai di pasar aku disuruh jalan sendiri di keramaian mencari yang jual lemon. Dasarnya di kota kecil susah sekali cari lemon, aku tanya-tanya ga ada yang jual lalu aku kembali lagi ke parkiran dan bilang ga ada yang jual tapi adiku malah marah marah. Aku disuruh kembali lagi tapi asam lambungku mulai naik, kalau aku sampai kumat lagi pasti aku dimarahin jadi aku coba rileks. 
   
    Karena kesal dia nyari sendiri terus aku dipanggil karena ada yang jual tapi jujur aku ga suka karena lemonnya sudah tidak segar lagi. Karena dipaksa beli akhirnya kubeli juga. Dia pulang boncengin aku sambil ngebut sampai hampir kecelakaan. Aku hanya bisa berdoa semoga Tuhan menyadarkan adiku agar tidak mudah emosian. Siapa yang mau sakit? Ga ada orang yang mau sakit tapi keadaan tidak bisa diprediksi. Aku terus berusaha untuk cepat sembuh agar tidak merepotkan adikku lagi. Ia memang tidak bisa hidup terbebani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar