Rumput tetangga serasa lebih hijau. Iri? Ya katakan saja begitu. Aku iri pada keharmonisan rumah tangga kenalanku via skout beberapa hari ini. Dia adalah suami dan ayah yang baik buat keluarganya. Dalam hati aku berpikir akankah aku bisa menemukan pria seperti itu?
Waktu aku bergabung di skout, aku banyak mendapat kedipan dari cowok-cowok iseng dari dalam dan luar negeri. Ada yang mengajak kenalan juga tapi ujung-ujungnya minta foto dan ngajak phone sex/ video call. Untung saja aku tidak pernah mau kirim foto atau menanggapi hal tersebut. Kadang ada juga om-om yang sudah menikah tapi masih aja mau cari selingkuhan dengan chat kegembiraan di skout.
Hingga akhirnya aku berkenalan dengan Mr. X ini. Dia mungkin juga iseng masuk di skout. Tapi waktu dia tahu alasanku gabung di skout untuk mencari pasangan hidup eh dia malah menyarankanku untuk jangan mencarinya di skout karena skout biasanya banyak yang iseng dan ga jelas.
Aku jadi benci ketika ada cowok yang sudah punya istri masih ngajak chat denganku dan merayuku. Aku sangat membatasi diriku. Aku tidak mau mengganggu/ merusak rumah tangga orang lain. Ada juga yang sudah punya pacar tapi masih saja cari selingkuhan. Aku benar-benar tak ingin membuang waktuku untuk iseng. Aku ingin serius, tapi yang kutemui hanyalah keisengan demi keisengan. Aku muak. Aku benci.Tolong, jangan buat aku mengulang kesalahan yang sama di masa laluku. Menunggu cowok ga jelas selama 4 tahun. Jadi selir hati. Aku pengen dicintai. Pengen diakui. Karena jujur sampai detik ini belum pernah ada cowok yang mengakui pacaran denganku. Semuanya TTM.
Aku galau, makin galau, apalagi melihat satu demi satu teman-teman dan kenalanku menemukan pasangan hidupnya, menikah diberkati di gereja. Aku iri melihat foto-foto preweding mereka yang romantic dengan background panorama alam. Kapan aku bisa seperti itu. Akankah aku bisa mengalami hal itu kalau kenalanku cowok-cowok iseng mulu.
Aku tersadar dalam lamunanku, ya aku tahu aku sadar aku belum cukup financial untuk menikah, aku tidak bisa mencintai cowok karena logika. Aku sadar kualitas diriku masih dibawah rata-rata. Aku belum siap untuk menikah tapi keinginan itu selalu muncul.
Entah kapan dan dengan siapa aku akan menjalani kehidupan ini nantinya,
Tak terasa air mataku kembali menetes padahal aku sudah janji pada diriku sendiri untuk tidak menangis lagi gara gara belum dapat pasangan hidup. Konyol sekali jika dipikirkan, tapi aku mencoba untuk iklas menerima takdirku. Jika aku masih diberi kesempatan untuk hidup melajang lebih lama dari pada teman-temanku lainnya, kuatkanlah aku ya Tuhan. (Sanny)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar